Akhirnya datang juga…. Setelah perjuangan yang cukup panjang dan melelahkan Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah (BP RSUD) Prof. Dr. H. Aloe Saboe menerima Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 373/Menkes/SK/IV/2008 yang menyatakan RSAS Kota Gorontalo resmi ditetapkan naik status dari Tipe C menjadi Tipe B Non Kependidikan.
Kabar gembira ini tentu saja diakui oleh pihak BP RSUD tidak lepas dari kerja keras dan perjuangan semua pihak yang telah dengan berbagai upaya berbuat guna tercapainya kenaikan tipe rumah sakit ini. “Kerja keras dan dukungan semua pihak itu telah mengantar RSAS menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Gorontalo” jelas Nurinda Rahim sebagai Kepala BP-RSUD.
Seperti yang telah diberitakan dalam edisi sebelumnya (03 April 2008) bahwa untuk meningkatkan pelayanan serta kebutuhan adanya fasilitas kesehatan yang memadai di Provinsi Gorontalo, maka pihak Pemda Kota Gorontalo bersama BP RSUD telah memulai mengupayakan peningkatan status rumah sakit ini dengan memperbaiki kualitas baik dalam penyediaan fasilitas kesehatan, tenaga medis dan perawat sampai pada penguatan kapasitas dan manajemen rumah sakit sejak beberapa tahun sebelumnya.
Terakhir saat kunjungan Tim dari Depkes RI (Kamis, 17/01) dalam rangka visitasi peningkatan status rumah sakit yang diterima langsung oleh Kepala Badan Nurinda Rahim.
Kebutuhan status kenaikan tipe RSAS dari Tipe C menjadi Tipe B Non Kependidikan, tentu saja berdampak pada pelayanan spesialis RSAS. Empat jenis pelayanan spesialis dasar sebelumnya yang telah ada di RSAS akan berkembang menjadi 12 jenis pelayanan spesialis.
Untuk memenuhi tuntutan ini, jauh sebelumnya pihak Badan Pengelola telah mempersiapkannya, dengan memfasilitasi sejumlah tenaga dokter umum untuk melanjutkan studi spesialis ke beberapa unversitas-universitas diantaranya, Spesialis Bedah Mulut di Universitas Padjajaran, Bedah Orthopaedi di Universitas Hasanudin Makassar, Ephidemiologi di UGM dan Universitas Sam Ratulangi Manado.
Selain peningkatan pada jenis pelayanan medik, peningkatan pada pelayanan keperawatan dan pelayanan administrasipun turut ditingkatkan.
“Fasilitas medik dan pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu prioritas kami selaku Badan Pengelola yang senantiasa tak henti-hentinya terus melakukan terobosan untuk peningkatan pelayanan di rumah sakit ini serta terbuka menerima masukan dari pihak manapun demi kemajuan pelayanan yang kami berikan kepada masyarakat” imbuh dr. Nurinda.
Labih lanjut Nurinda menjelaskan adanya peningkatan status Rumah Sakit Aloei Saboe ini akan berdampak pada semua aspek yang ada di lingkungan rumah sakit. Semua instalasi atau satuan kerja yang ada di Rumah Sakit ini dituntut untuk dapat menjadi mandiri dan handal. Dimana satuan kerja mampu membuat perencanaan, mulai dari perencanaan anggaran, pengorganisasian (staffing), mengoperasikan instalasi serta rutin melakukan evaluasi dalam rangka meningkatkan pelayanan RSAS.
“Mudah-mudahan harapan kami dengan adanya peningkatan status rumah sakit ini dapat menjadi harapan semua pihak agar RSAS bisa menjadi media pelayanan kesehatan yang handal bagi rakyat Gorontalo pada khususnya” harap Nurinda. (Eka)
Kabar gembira ini tentu saja diakui oleh pihak BP RSUD tidak lepas dari kerja keras dan perjuangan semua pihak yang telah dengan berbagai upaya berbuat guna tercapainya kenaikan tipe rumah sakit ini. “Kerja keras dan dukungan semua pihak itu telah mengantar RSAS menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Gorontalo” jelas Nurinda Rahim sebagai Kepala BP-RSUD.
Seperti yang telah diberitakan dalam edisi sebelumnya (03 April 2008) bahwa untuk meningkatkan pelayanan serta kebutuhan adanya fasilitas kesehatan yang memadai di Provinsi Gorontalo, maka pihak Pemda Kota Gorontalo bersama BP RSUD telah memulai mengupayakan peningkatan status rumah sakit ini dengan memperbaiki kualitas baik dalam penyediaan fasilitas kesehatan, tenaga medis dan perawat sampai pada penguatan kapasitas dan manajemen rumah sakit sejak beberapa tahun sebelumnya.
Terakhir saat kunjungan Tim dari Depkes RI (Kamis, 17/01) dalam rangka visitasi peningkatan status rumah sakit yang diterima langsung oleh Kepala Badan Nurinda Rahim.
Kebutuhan status kenaikan tipe RSAS dari Tipe C menjadi Tipe B Non Kependidikan, tentu saja berdampak pada pelayanan spesialis RSAS. Empat jenis pelayanan spesialis dasar sebelumnya yang telah ada di RSAS akan berkembang menjadi 12 jenis pelayanan spesialis.
Untuk memenuhi tuntutan ini, jauh sebelumnya pihak Badan Pengelola telah mempersiapkannya, dengan memfasilitasi sejumlah tenaga dokter umum untuk melanjutkan studi spesialis ke beberapa unversitas-universitas diantaranya, Spesialis Bedah Mulut di Universitas Padjajaran, Bedah Orthopaedi di Universitas Hasanudin Makassar, Ephidemiologi di UGM dan Universitas Sam Ratulangi Manado.
Selain peningkatan pada jenis pelayanan medik, peningkatan pada pelayanan keperawatan dan pelayanan administrasipun turut ditingkatkan.
“Fasilitas medik dan pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu prioritas kami selaku Badan Pengelola yang senantiasa tak henti-hentinya terus melakukan terobosan untuk peningkatan pelayanan di rumah sakit ini serta terbuka menerima masukan dari pihak manapun demi kemajuan pelayanan yang kami berikan kepada masyarakat” imbuh dr. Nurinda.
Labih lanjut Nurinda menjelaskan adanya peningkatan status Rumah Sakit Aloei Saboe ini akan berdampak pada semua aspek yang ada di lingkungan rumah sakit. Semua instalasi atau satuan kerja yang ada di Rumah Sakit ini dituntut untuk dapat menjadi mandiri dan handal. Dimana satuan kerja mampu membuat perencanaan, mulai dari perencanaan anggaran, pengorganisasian (staffing), mengoperasikan instalasi serta rutin melakukan evaluasi dalam rangka meningkatkan pelayanan RSAS.
“Mudah-mudahan harapan kami dengan adanya peningkatan status rumah sakit ini dapat menjadi harapan semua pihak agar RSAS bisa menjadi media pelayanan kesehatan yang handal bagi rakyat Gorontalo pada khususnya” harap Nurinda. (Eka)
0 Comments to "RSAS, NAIK KE TIPE B NON PENDIDIKAN"